KETERSEDIAAN BUKU BACAAN PADA ANAK DAN HAMBATANNYA - Oleh Ema Rohimah Guru Kelas I B SD Negeri Pangestu

 


Abstrak

Kegiatan literasi sangat di canangkan pada setiap sekolah sebagai upaya menumbuhkan minat baca pada peserta didik. Rendahnya minat baca yang terjadi di indoesia sangat berdampak terhadap SDM nya. Peran lingkungan sekitar untuk membantu menumbuhkan minat baca. Guru, pustakawan, dan orang tua merupakan faktor utama dalam membantu terciptanya minat baca pada setiap individu. Banyak manfaat dari kegiatan membaca yang akan berdampak pada kehidupan manusia salah satu nya menambah pengetahuan yang lebih luas. Banyak nya smber bacaan akan meningkatkan kegiatan membaca untk semua peserta didik, pojok baca dan perpustakaan dapat berjalan denagn baik. Namun kegiatan membaca harus ditunjang dengan ketersdiaan bahan bacaan untuk anak yang mumpuni sebagai sarana anak memperoleh pengetahuan. Hambatan yang dirasa dalam memperoleh ketersediaan bahan bacaan anak sangat menjadi tugas yang harus di atasi oleh semua pihak.

Kata kunci: minat baca, ketersediaan bahan bacaan, hambantan.

Pendahuluan

Membaca merupakan kegiatan yang harus dilakukan terutama pada setiap anak-anak. Gerakan literasi sangat ditumbuhkan pada setiap jenjang, untuk menumbuhkan minat baca pada setiap individu. Literasi akan berjalan salah satunya dengan tersedianya bahan bacaan yang beragam, ketersediaan buku bacaan pada anak sangatlah penting. Adanya buku bacaan yang beragam akan menambah semangat dan minat anak dalam membaca. Disekolah sudah ada fasilitas untuk menunjang ketersediaan buku bacaan pada anak yang meliputi perpustakaan dan pojok baca. Disinilah pentingnya peran serta pihak sekolah dalam pengadaan buku bacaan tersebut.

Hambatan yang terjadi dilapangan yaitu anak-anak kurang suka membaca bagi mereka membaca bukan hal yang penting dan dirasa sepele. Terutama pada era modernisasi sekarang, zaman sudah canggih tentunya lebih banyak hal yang anak-anak sukai yang melibatkan digital salah atu nya bermain game online. Faktor lainnya yaitu sistem dan akses pengaadan buku bacaan yang sulit. Pengadaan buku bacaa menunjang daya baca anak,banyak nya buku bacaan untuk anak akan menambah semangat membaca anak apalagi bila buku-buku tersebut beragam jenisnya dari mulai buku cerita, komik, dan novel. Buku bacaan yang banyak dan beagam akan menarik anak untuk memabaca nya, anak akan penasaran dan dengan sendirinya mereka akan membuka nya.

Minat membaca akan muncul dengan partisipasi lingkungan sekitar, di sekolah guru harus selalu mengajak anak untuk  membaca dan memiliki target beberapa lembar buku yang harus dibaca dalam setiap hari nya dengan fasilitas pojok baca dan perpustakaan sekolah. Di rumah pun orang tua harus mendorong anak nya untuk membaca setibanya dirumah dengan  memfasilitasi buku-buku bacaan di rumah. Ketersediaan buku bacaan anak harus diimbangi dengan akses memperoleh nya.

Pembahasan

A.            Fungsi, manfaat, dan tujuan membaca

Seseorang melakukan kegiatan membaca tentu mengharapkan sesuatudari teks yang dibacanya, karena membaca mempunyai fungsi,manfaat, dan tjuan. Secara umum membaca berfungsi menyerap informasi dari teks yang dibacanya. Teks yang baik akan memberikan manfaat yang baik pula, memberikan pengetahuan dan pencerahan bagi pembacanya. Adapun tujuan membaca seperti dikemukakan Darmono (2001: 183) adalah sebagai berikut:

1.         Membaca untuk tujuan kesenangan

Kegiatan membaca untuk tujuan kesenangan adalah membaca yang bersifat rekreatif. Membaca rekreatif seperti kebanyakan masyarakat membaca karya sastra, baik berupa puisi, cerpen atau novel. Adapun kegiatan membaca yang bertujuan untuk kesenangan yaitu dikala anak-anak antusias membaca karena melihat buku-buku bacaan yang menarik yang muncul dari sampul depan dan isi halaman yang dipenuhi gambar-gambar sebagai penunjang dan pelengkap teks bacaaan.

2.         Membaca untuk meningkatkan pengetahuan

Membaca untuk meningkatkan pengetahuan daapat dilakukan oleh siapa saja, dengan cara melakukan kegiatan membaca wacana ilmu pengetahuan. Bidang ilmu memiliki cakupan yang luas, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang akan merasakan semakin banyak yang tidak diketahui. Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan SDM. Guru dan pustakawan dalam profesi yang berhubungan langsung dengan masyarakat mempunyai tanggung jawab moral meningkatkan dan memasyarakatkan minat baca masyarakat. Membaca sebagai pengetahuan juga didapatkan anak dalam pembelajaran di sekolah dengan mengamati buku pelajaran di kelas.

3.         Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan

Penelitian yang akan dilakukan tidak akan lepas dari banyak nya membaca sumber referensi untuk dijadikan bahan penunjang sebuah karya ilmiah, membaca sebagai pekerjaan dalam konteks tersebut membantu memudahkan tugas peneltian tersebut. Peserta didik di sekolah pun sering ditugaskan membuat suatu karamgan oleh guru nya, mereka mau tidak mau hararus membuka dan mmbaca buku untuk menyelesaiakan tugas nya.

Semua kegiatan tersebut tidak lepas dari adanya ketersediaan buku yang akan dibaca, pentinnya peran serta semua pihak dalam memperoleh buku-buku bacaan, terutama buku bacaan pada anak . Kegiatan literasi akan berajalan lancar dengan fasilitas buku bacaan yang memadai, kurang nya minat baca pada anak disertai terbatas nya ketesediaan bahan bacaan menjadikan sangat tertinggal nya kemajuan literasi di Indonesia.

B.             Hambatan yang dirasakan dalam ketersediaa  buku bacaan anak

Kemajuan literasi harus di dorong dengan keadaan sarana dan parasarana nya, selain menumbuhkan minat baca pada anak hambatan yang harus di hadapi dalm memperoleh buku bacaan nya pun harus diatasi.

Berikut beberapa hambatan dalam ketersediaan buku bacaan anak diataranya:

1.    Merawat dan menjaga buku bacaan

Kita terkadang kurang peduli untuk merawat barang yang ada di sekitar lingkungan kita, merawat merupakan salah satu cara dalam menjaga ketersediaan buku bacaan untuk dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama. Upaya merawat dan mengawetkan peradaban terkait ihwal mengabadikan bacaan, merupakan upaya tidak mudah. Sejarah telah menjelaskan kesulitan tersebut oleh sebab dua perkara: ‘kehendak alam’ dan ‘kesengajaan manusia’. Kehendak alam dapat berupa bencana atau musibah yang menimpa kaum yang bermukim di suatu lokasi.

2.    Penghancuran pada buku-buku

Kita sering sekali melihat pengahancuran terhadap buku-buku yang juga meliputi buku bacaan, penghancuran dilakukan karena sebab keadaan buku sudak jelek, rusak, dan sobek. Namun alangkah lebih baik nya bila sebelum dimusnahkan buku-buku tesebut disotir terlebih dahulu untuk dipisahkan dan dipilih kembali mana buku dalam keadaan rusak berat dan buku dalam keadaan rusak ringan, bila buku dalam keadaan rusak ringan sebaiknya diambil kembali kemudian diperbaiki lagi agar dapat digunakan kembali.

3.    Perpustakaan keliling

Masih jarang nya perpustakaan keliling di daerah-daerah sekitar kita yang lebih memudahkan semua pihak untuk mau membaca, seperti anak-anak pun bisa lebih banyak membaca sumber buku bacaan selain di sekolah.

4.    Peranan pemerintah

Peran pemerintah alam pengadaan buku bacaan yang mudah di akses oleh semua pihak,. Apabila pemerintah serius mengurusi aspek literas, yang mana salah satunya dengan melakukan persebaran buku bacaan, maka sesungguhnya Negara ini sedang menjalankan tanggung jawabnya sebagai Negara dalam memenuhi hak-hak dasar pendidikan bagi masyarakatnya. Memenuhi hak-hak dasar pendidikan di Indonesia bukanlah hal baru, hal ini telah dirumuskan oleh founding father ke dalam empat tujuan Negara, yang salah satunya ialah: ‘memajukan kesejahteraan umum’ dan ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’.

5.    Kemudahan akses buku bacaan di perkotaan

Akses untuk mendapatkan buku bacaan  memang lebih mudah di wilayah perkotaan, buku-buku bacaan masih terpusat di perkotaan. Fakta ini ditandai dari segi produksi, koleksi, dan usaha-usaha di bidang perbukuan yang ada sejauh ini. Sebagai contoh penerbit mayor dan penerbit indie, perpustakaan umum, taman baca masyarakat, dan toko-toko buku yang lebih mudah diakses oleh masyarakat di perkotaan ketimbang di daerah-daerah yang bukan bernomenklatur kota.

Belum meratanya aspek perbukuan di seluruh wilayah Indonesia menimbulkan disparitas antara daerah maju-berkembang dan daerah-daerah yang ‘relatif kurang berkembang’. Hal ini mesti menjadi perhatian serius pemerintah, dengan mendorong suatu upaya persebaran buku bacaan yang dapat menjangkau daerah yang ‘relatif kurang berkembang’ sebagai daerah sasaran yang dalam pasal 10 UU Sisbuk diistilahkan sebagai Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (Daerah 3T).

Kesimpulan

Peran serta lingkungan dalam menumbuhkan minat baca sangat pening, gerakan literasi akan berjalan lancar jiga semua pihak berkontribusi di dalam nya. Selain orang tua, guru, dan adanya fasilitas sekolah dalam menunjang literasi juga ketersediaan bahan bacaan anak yang harus lebih ditingkatkan. Ketersediaan bahan bacaan anak dirasa sulit banyak faktor-faktor penghambat dalam memperolehnya, itulah dampak bagi gerakan literasi yang ada di Indonesia sulitnya akses perbukuan mengakibatkan minim nya media yang dibaca anak. Artikel ini bertujuan untuk menambah semangat membaca terutama untuk anak-anak dan semoga kedepannya akses buku bacaan anak lebih mudah dan lebih banyak tersebar luas ke sekolah juga ke daerah-sdaerah terpencil.

 

Daftar Rujukan

Artikel pada Jurnal Online

Sunardi Purwanda. (2020). Hakikat Pemenuhan Hak atas buku bacaan untuk masyarakat di Darerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal.

Artikel pada Jurnal Online

Suharmono Kasiyu. Jurnal Pena Indonesia (JPI) Jurnal bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya. Volume 1, Nomor 1, Maret 2015. ISSN: 22477-5150.  Upaya Meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana  Untuk Mencerdaskan Bangsa.


Artikel Ini Disusun Oleh - Ema Rohimah Guru Kelas IB SD Negeri Pangestu



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SDN Pangestu Mendapat bantuan Dari PT Glostar Indonesia

SDN Pangestu Melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H / 2021 M dengan tema "Menjalin Ukhuwah, Menebar Berkah, Menuai Jannah"

Guru, Gadget dan Perannya di Jaman Modern - Kilas Balik Tenaga Pengajar Dalam Rangka Memperingati Hari Guru Nasional ke 75